Impact of Social Media Detox
Hari selasa, tanggal 10 Desember 2019, dosen kami yaitu Bu Shinta memberikan tantangan untuk mahasiswa/i KM19B berupa “Off Social Media Challenge” atau “Social Media Detox“ yang dapat diartikan sebagai breakatau berhenti (sementara) dari aktivitas di media sosial.
Media sosial sudah jadi santapan sehari-hari yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia masa kini. Selain membuat hubungan kita tetap terkoneksi dengan teman-teman dan keluarga di mana pun berada, media sosial juga dapat menjadi tempat untuk mendapatkan informasi dan tren terbaru. Tren semacam ini memang tidak bisa dihindari, mengingat dunia digital terus berkembang setiap detiknya. Tapi di sisi lain, kebiasaan ini dapat membuat kecanduan dan berdampak buruk terhadap manusia jika tidak terkontrol. Mulai dari kesehatan, hubungan keluarga dan pertemanan, hingga kepribadian seseorang juga bisa saja terpengaruh akibat ketergantungan media sosial.
Namun, berdasarkan hasil challengeyang saya lakukan selama kurun waktu yang ditargetkan yaitu 7 hari Off Social Media, ternyata saya hanya mampu bertahan selama 2 hari saja. Dikarenakan, bagi saya, media sosial sudah melekat dalam kehidupan saya sehari-hari. Walaupun media sosial ini tidak selalu saya gunakan setiap hari dan setiap saat untuk update status atau semacamnya, tetapi media sosial bagi saya sangat berguna untuk memperoleh informasi. Terutama informasi terkini mengenai berita, bencana, politik, sampai gosip entertainment. Karena masa kini, berita sudah sangat mudah dan cepat untuk tersebar. Maka dari itu, kita juga harus selektif dan berhati-hati dalam menerima atau membagikan pesan atau berita. Karena bisa jadi itu HOAX, atau belum bisa dikatakan kebenarannya.
Selain itu, alasan lain mengapa saya tidak bisa Off Social Media adalah karena di media sosial saya, terutama di instagram, adanya kegiatan endorsement, yaitu promosi barang/jasa terkait brandatau online shop tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar