Senin, 07 Oktober 2019

Radio dan Televisi


RADIO



      Radio adalah salah satu jenis media massa satu arah yang berperan untuk menyampaikan pesan (berita, informasi dan hiburan) kepada masyarakat dengan jangkauan luas. Radio telah menjalani proses perkembangan yang cukup lama sebelum menjadi media komunikasi massa seperti saat ini. Radio dimulai dari penemuan phonograph (gramofon), yang juga bisa digunakan memainkan rekaman, oleh Edison pada tahun 1877. Pada saat yang sama James Clerk Maxwell dan Helmholtz Hertz melakukan experimen elektromagnetik untuk mempelajari fenomena yang kemudian dikenal sebagai gelombang radio dan televisi.

     Perkembangan radio sebagai media massa lalu berkembang dibeberapa negara. Diawali di Amerika Serikat (AS) dengan pengembangan penemuan Marconi oleh Dr. Lee De Forest pada tahun 1906, karena itu pula ia dijuluku “The Father of radio”. Sejak saat itu radio di AS mulai mengalami perkembangan yang pesat. Pada bulan Maret 1923 telah berdiri 556 stasiun radio. Baru pada tahun 1926 berdirilah NBC (National Broadcasting Radio) sebagai badan siaran radio yang luas dan besar, lalu muncul pesaingnya yaitu CBS (Columbia Broadcast System).

      Sejak saat itu juga radio terus berkembang dibeberapa negara seperti Inggris, Perancis, Uni Sovyet, Jepang dan RRC. Selain mengalami perkembangan, radio juga telah memasuki tahap penyempurnaan. Prof. E H Amstrong dari Universitas Columbia pada tahun 1933 memperkenalkan sistem Frequency Modulation (FM) sebagai penyempurnaan dari Amplitudo Modulation (AM). Keutungan FM dari AM, antara lain:
  1. Dapat dihilangkan interference (gangguan/percampuran) karena cuaca.
  2. Dapat menghilangkan interference yang disebabkan dua stasiun radio  yang bekerja pada gelombang yang sama.
  3. Menyiarkan suara sebaik-baiknya.
         Tingkat persaingan radio di kota-kota besar dewasa ini cukup tinggi dalam merebut perhatian audience. Salah satu usaha yang dilakukan yakni dengan membawakan acara yang sesuai dengan segmentasi yang dituju sesuai dengan visi dan misi radio itu sendiri dengan pola penyiaran yang menarik. Sehingga banyak diminati oleh audience untuk mendengarkan siaran dari station radio tersebut.

       Pada dasarnya radio akan dikenali oleh audience melalui program-program yang disajikan oleh radio tersebut. Dominick (2001:28) membagi 4 kategori dasar format acara radio seperti : musik, talkshow, news, hitam dan etnik. Dalam kenyataan, tidak ada produk (program) yang dibuat oleh produsen (radio), yang mampu cocok dan disukai semua orang pendengar. Sebuah produk pasti akan dibutuhkan dan disukai oleh suatu kelompok tertentu pada masa tertentu pula. 


      Sepertinya usaha radio untuk bertahan dan beradaptasi di Indonesia cukup berhasil ditengah maraknya media sosial. Survei Nielsen membuktikan kalau radio tetap berada di hati para pendengarnya. Ini terbukti durasi orang mendengarkan radio di tahun 2016 ini meningkat. Penetrasi tertinggi radio kepada konsumen justru terjadi di Kota Palembang dengan 97%, disusul oleh pendengar di Kota Makasar dengan 60%, Bandung 54%, Banjarmasin 53% dan Yogyakarta 51%.

       Meskipun internet tumbuh pesat pada kuartal ini, tidak berarti bahwa jangkauan kependengaran radio menjadi rendah. Kendati penetrasi media televisi (96%), media luar ruang (52%) dan internet (40%) masih tinggi, namun media radio masih terbilang cukup baik di angka 38% pada kuartal ini. Angka penetrasi mingguan ini, menunjukkan bahwa media radio masih didengarkan oleh sekitar 20 juta orang konsumen di Indonesia. Para pendengar radio di 11 kota di Indonesia yang disurvey setidaknya menghabiskan rata-rata waktu 139 menit per hari.

       Waktu mendengarkan radio per minggu, rupanya bertumbuh dari tahun ke tahun. Jika di tahun 2014 pendengar radio hanya menghabiskan waktu mendengarkan radio 16 jam per minggunya, hasil ini meningkat terus di tahun 2015 (16 jam 14 menit per minggu) dan tahun 2016 (16 jam 18 menit). Angka rata-rata ini mayoritas disumbangkan oleh generasi X dengan rentang usia 35-49 tahun yang mendengarkan radio selama lebih dari 18 jam dari total keseluruhan pendengar. Disusul dengan baby boomers (50-65 tahun) dengan 17 jam 20 menit, silent generation (65 tahun ke atas) dengan 16 jam 22 menit, millenials (15-34 tahun) 15 jam 37 menit, dan Generasi Z (10-14 tahun) yang menghabiskan waktu mendengarkan radio lebih dari 13 jam di setiap minggunya. Survey juga menunjukkan bahwa waktu mendengarkan radio pada Generasi X di tahun 2016 ini menunjukkan peningkatan dari sebelumnya hanya 16 jam 18 menit di 2014 dan 17 jam 39 menit di 2015.



TELEVISI


     Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi televisi adalah sebagai alat informasi bagi masyarakat yang membutuhkan informasi baik nasional maupun internasional. Informasi ini berguna untuk menambahkan ilmu pengetahuan mereka akan berita yang diserap oleh masyarakat yang menggunakan media tersebut.
  
      Televisi berasal dari 2 (dua) kata, yaitu tele (Yunani) yang berarti jauh dan visi (Latin) yang berarti citra/gambar. Jadi secara utuh, televisi dapat diartikan sebagai suatu sistem penyajian gambar berikut suara dari suatu tempat yang berjarak jauh. Istilah televisi pertama kali dikemukakan Constalin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama, dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris pada tanggal 25 Agustus 1950. 

     Tahun 1873 M seorang operator telebgram Valentia (Irlandia), Joseph May dan teknisi dari Telebgraph Construction Maintenance Company, Willoughby Smith, melakukan beberapa percobaan resistansi elektris selenium dan melaporkannya pada Journal of The Society of Telegraph Engineers. Hal ini merupakan embrio dari teknologi perekaman gambar. 

      Tahun 1884 M embrio teknologi perekaman gambar tersebut dikembangkan oleh Julius Paul Gottlieb Nipkow berupa piringan metal kecil yang bisa berputar. Sekitar 1920 M John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya.

        Pada tahun itu pula penemuan Paul Nipkow itu dipatentkan. Nipkow bercita-cita menciptakan prinsip-prinsip pembentukan gambar yang kemudian dikenal sebagai jantra Nipkow. Dalam majalah [aikon!] Juni 1997 dipaparkan secara rinci sejarah terciptanya televisi. Gagasan awal televisi adalah transmisi elektrik dari elemen gambar dan suara secara simultan.


Dane pada tahun 1802 menemukan teknologi radio yang berprinsip bahwa pesan dapat dikirim melalui kawat beraliran listrik dalam jarak pendek. Kemudian James Maxwell menemukan prinsip baru untuk mewujudkan gelombang elektromagnetis yaitu gelombang yang digunakan televisi tahun 1965. Gerakan magnetis dapat mengarungi ruang angkasa dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya. Penemuan Maxwell ini kemudian dikembangkan oleh Guglemo Marconi. Pada tahun 1875 George Carey di Boston mengembangkan gambar televisi. Namun penayangan elemen-elemen gambar dengan cepat garis demi garis, frame demi frame ditampilkan oleh WE Sawyer dari Amerika dan Maurice Leblanc dari Perancis pada tahun 1880.

Gelar Bapak pertelevisian dunia akhirnya jatuh pada Paul Nipkow yang mempatentkan ciptaannya pada tahun 1884. Nipkow disk atau Jantra Nipkow melahirkan televisi mekanis, yaitu prinsip gambar kecil yang dibentuk oleh elemen-elemen secara teratur (scanning device). Elemen-elemen itu akan membentuk gambar ketika diputar secara mekanis dengan lingkaran spiral. Pada tahun 1920 Charles F.Jenskin (Amerika Serikat), John Lugie Baird (Skotlandia) dan Ernst FW Alexander (Amerika Serikat) membuat penelitian yang mengantar Charles F. Jenskin pada tahun 1925 berhasil membuat gambar bayangan atau silhoutte. Sedang John Lugie Baird menemukan dasar-dasar bagi televisi berwarna yang kemudian berhasil pula menciptakan prinsip-prinsip bagi pengembangan teknik gambar hidup atau bioskop. Menyusul kemudian Ernst FW Alexander dari General Electric New York pada tanggal 11 September 1928 berhasil menayangkan drama televisi untuk pertama kalinya di Amerika Serikat.

Seorang ahli berkebangsaan Rusia yang hijrah ke Amerika Serikat, Vladimir K.Zworykin pada tahun 1923 merancang tabung kamera ikonoskop yang mendasari perkembangan sistim televisi elektris. Kemudian penemuan ini dilanjutkan dengan mempatentkan televisi elektronis berwarna pada tahun 1925, ciptaannya ini didemonstrasikan di New York World’s Fair pada tahun 1939.

Siaran televisi pertama di Indonesia ditayangkan pada tanggal 17 Agustus 1962 bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Siaran tersebut berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 waktu Indonesia bagian baratuntuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Televisi Republik Indonesia (TVRI) baru melaksanakan siaran secara kontinyu 24 Agustus 1962. Liputan perdananya adalah upacara pembukaan Asian Games ke IV di Stadion Utama Senayan Jakarta. Saat ini siaran televisi di Indonesia telah dapat menjangkau di duapuluh tujuh propinsi di seluruh Indonesia berkat pemanfaatan satelit Palapa (yang mampu pula menjangkau wilayah Asean).

       Berbagai keunggulan yang ditawarkan televisi membuat televisi tersebut lebih disukai daripada media massa lainnya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Wirodono (2005), bahwa penetrasi media televisi mencapai 90,7%, sedangkan jenis media lain seperti radio mencapai 39%, surat kabar 29,8%, majalah 22,4%, internet 8,8% dan orang menonton bioskop 15%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumsi terbesar masyarakat terhadap media massa adalah televisi, yang kemudian diikuti media massa lainnya.


Nama : Karyn Landari
Nim    : 0802519077
Kelas  : KM19B



DAFTAR PUSTAKA

http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/komunikasi/article/download/1646/1482
http://eprints.ums.ac.id/27335/2/BAB_I.pdf
http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/34250-sejarah-perkembangan-radio
https://swa.co.id/swa/trends/business-research/pendapatan-iklan-radio-kuartal-iii-capai-rp57-miliar
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/25545/Jabal%20Noor%20-%20Skripsi.pdf?sequence=1
hhttps://www.academia.edu/32373099/TELEVISI_PENGERTIAN_SEJARAH_KEKURANGAN_DAN_KELEBIHANNYA_.rtfttp://e-journal.uajy.ac.id/2933/3/2TA11242.pdf
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-Artikel%20Jurnal%20-%20Tantri%20Yudhientia%20070610351%20(B).doc
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/dkv/article/viewFile/16045/16037
http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/7009230033149941982607July2017.pdf





        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar